Header Ads

Breaking News
recent

Soeman Hs, Sastrawan dan Pahlawan dari Riau



Mendengar namanya mungkin kita akan selalu terfikir adalah sebuah bangunan pustaka megah yang terdiri dari 6 lantai berbentuk alas untuk membaca Al-Quran yang berada di pusat kota Pekanbaru. Atau lebih dikenal dengan sebutan Puswil (Pustaka wilayah).
Nah, siapakah sebenarnya Tokoh Soeman Hs ini?Dan kenapa nama beliau cukup legendaris bagi Orang Riau?

Kali ini anakriau.com akan membahas salah satu tokoh yang berasal dari Riau keturunan tapanuli ini.
Soeman Hs (Soeman Hasibuan), lahir di bengkalis-Riau tahun 1904 dari pasangan Wahid Hasibuan dan Turumun Lubis yang merupakan suku Mandailing. Setelah menikah kedua orang tua Beliau berpindah ke Bengkalis dan disinilah lahir seorang sastrawan besar Riau sekaligus salah satu pahlawan yang pernah memimpin gerilya melawan penjajah Belanda. 

Soeman Hasibuan yang lebih dikenal dengan nama penanya Soeman HS mengawali pendidikan formal masuk sebuah sekolah Melayu local tahun 1913, dimana guru-gurunya mendorongnya untuk membaca. Soeman membaca sejumlah buku karya pengarang Melayu dan Eropa dari perpustakaan sekolah sebelum ia lulus pada 1918. Semenjak kecil Soeman Hs bercita-cita menjadi seorang guru, sebuah cita-cita mulia.
Untuk mencapai cita-citanya tersebut Soeman Hs lalu masuk kursus menjadi guru potensial di Medan, Sumatera Utara selama dua tahun. Salah satu guru yang menginspirasi Soeman untuk menjadi pengarang adalah Muhammad Kasim. Muhammad Kasim sang guru selalu menceritakan tentang pengarang-penganrang handal di dunia serta karya-karya mereka. Selain itu Sang guru juga mengajarkan cara menulis (mengarang). Disinilah bakat menulis dan mengarang Soeman terasah.

Setelah dua tahun di Medan menyelesaikan kursus, selanjutnya Soeman Hs pergi menuju langsa, Aceh untuk menempuh pendidikan normal (1923). Di Aceh inilah Soeman Hs jatuh cinta dengan seorang gadis Aceh dan akhirnya menikahi gadis yang bernama Siti Hasnah. Dari pernikahan ini Soeman Hs dikaruniai 9 anak.
Soeman Hs dikenal sebagai seorang novelis yang Roman. Ini dapat dilihat dari novel beliau yang berjudul Kasih Tak Terlarai, Percobaan Setia dan Mencari Pencuri anak perawan. Karya beliau lainnya adalah berupa roman dan cerpen. Berikut adalah karya-karya beliau :
Kasih Tak Terlarai (novel, 1929)
Pertjobaan Setia (novel, 1931)
Mentjahari Pentjoeri Anak Perawan (novel, 1932)
Kasih Tersesat (novel, 1932)

 Teboesan Darah (novel, 1939)
Kawan Bergelut (kumpulan cerita pendek; 1941)


Dalam karya Percobaan Setia Soeman HS memakai nama asing karena Soeman ingin mendobrak adat yang kaku. Dengan penggunaan nama asing ini bertujuan untuk mudah diterima oleh masyarakat apabila orang asing yang memberontak terhadap adat.
Peran Soeman Hs pada masa penjajah.

Pada masa penjajahan Jepang Soeman Hs diangkat menjadi kepala sekolah dan diangkat menjadi dewan perwakilan regional daerah Riau dalam bahasa Jepang disebut Shusangikai. Setelah masa kemerdekaan Soeman terpilih menjadi ketua Komite Nasional Indonesia untuk Pasir Pengaraian. Pada masa jabatannya inilah Soeman menghadapi perselisihan antara bekas staf kolonial yang lebih menginginkan Belanda kembali dan orang-orang yang mendukung kemerdekaan Indonesia; pasukan Belanda kembali ke Jawa, dan konflik fisik terjadi antara pasukan Sekutu dan pasukan republik Indonesia di Surabaya. Pada tahun berikutnya, Soeman terpilih pada Dewan Perwakilan Regional untuk Riau, yang berbasis di Pekanbaru.
Pada tahun 1948 operasi Kraai yang dilakukan Belanda menduduki Yogyakarta dan menangkap anggota peerintahan Soekarno. Pada saat itu Soeman memimpin perang gerilya di daerah Riau. Yang selalu menjadi lawan bukanlah tentara Belanda tapi pribumi yang bersekutu dengan Belanda.

Setelah Konferensi Meja Bundar dan kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada Bangsa Indonesia Soeman diang kat menjadi  Kepala cabang regional dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soeman memimpin perbaikan pendidikan di Riau baik dari segi fasilitas maupun kualitasnya. Beliaulah yang mencetuskan pendirian SMA Setia Dharma yang merupakan SMA pertama Di Riau. Salah satu kekecewaan Soeman terhadap mentri pendidikan yang saat itu dijabat oleh Mohammad Yamin adalah tidak dipenuhinya permintaan Soeman Hs untuk pengiriman guru SMA ke Riau seperti yang dilakukan terhadap Aceh dan Sumatera Utara. Namun ini tidaklah menjadi pelemah semangat Soeman Hs dalam membangun pendidikan di Riau. Beliau terus bekerja untuk mendirikan sekolah-sekolah baru di Riau.

Beliau juga terlibat dalam membangun Universitas Islam Riau bersama-sama dengan pemerintah. Hampir semua tingkat pendidikan dibangun oleh Soeman Hs dimulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Universitas. Sampai pada akhir hayatnya beliau tetap aktif dalam pembangunan pendidikan Riau. Pada tanggal 8 Mei 1999 beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Pekanbaru. 


Begitu banyak jasa-jasa beliau bagi masyarakat dan generasi penerus yang ada di Riau ini. Untuk mengenang jasa beliau Pemerintah provinsi Riau menamakan sebuah perpustakaan megah yang terdiri dari 6 lantai dan berbentuk alas mengaji atau buku dengan menggunakan nama Soemah HS.

Sekian dulu pembahasan tentang seorang pengarang sekaligus pahlawan dari Riau Soeman HS. Sudah selayaknya kita sebagai generasi penerus untuk selalu mengenal dan mengenang jasa-jasa pahlawan kita sehingga dapat menjadi motivasi dalam hidup dan semangat dalam berjuang. Bangsa yang besar adalah Bangsa yang Mengenang Jasa Pahlawannya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.